A thousand years
“ibu!
aku ingin menjadi gadis yang mulia suatu saat nanti “
“pasti
sayang ibu akan selalu menyertai mu”
Aaahhh,
mereka itu yang
selalu jadi sorotan di kedua mata ku ini. Tak pernah ku lewatkan sedikit pun
tentang argument tentang ibu dan anak. Rasa iri selalu menyelubungi hati ini.
Andaikan mereka tahu tentang apa yang aku rasakan saat ini kepada perasaan
mereka. Banyak diantara mereka menyia-nyiakan orang tua mereka. Tidak kah
mereka tahu bahwa tak selamanya mereka di samping nya. Tuhan andai kan di dunia
ini aku termasuk orang yang bisa membaca masa depan.! Tentu aku tak akan
seperti ini. Hidup ku hampa tanpa mereka.
Aku
benci hidup seperti ini! Tunggu! Untuk apa aku cemburu pada mereka? aku lebih bahagia tanpa mereka! aku bisa tanpa
mereka, aku punya segala nya. Brengsek! Mengapa aku selalu begini? Memperdebat
kan hal yang tak akan bisa ku miliki.
Tuhan tak adil pada kehidupan ku. Mengapa di dunia ini seolah-olah hanya aku
yang menderita sendirian. Percuma aku memiki harta yang bergelimang, hidup mewah, tanpa ada orang yang ingin membagi
kebersamaan dengan ku. Orang tua ku terlalu sibuk. Seolah-olah aku tak pernah
muncul di kehidupan mereka.
Ah!
Persetan dengan mereka! Hidup ku jauh lebih baik tanpa mereka. Tuhan, dosa kah
aku mengatakan itu? Aku bingung harus bagaimana dengan semua keadaan ini?
Mengapa harus aku? Tidak kah Kau bosan mendengar segala keluh kesah ku ini?
Tuhan, andai kan waktu bisa
ku ubah. Akan ku buat orang yang seperti ku tak pernah muncul di dunia ini. Aku
hanya lah sebuah beban bagi mereka. Berandai-andai seperti ini memang tak pernah bisa
terwujud? Itu kah yang akan Kau katakan Tuhan?? Aku lelah! aku tak sanggup bila
harus begini. Mungkin, ini termasuk surat pengeluhan ku terhadap Mu yang ke
sekian kalinya. Dan mungkin tak akan pernah berhenti menulis surat seperti ini
hingga Kau mengabul kan apa yang aku inginkan. Egois memang! Tapi, apa daya ini
Tuhan?
Aku selalu merasa bersalah dan tak layak
menjalani sebuah kehidupan di dunia. Hanya rasa iri, cemburu, gelisah, bimbang
yang setia mengisi hari-hari di dalam lubuk hati ini. Sudah cukup aku begini
Tuhan! Sudah cukup! Namun bila memang ini yang Kau ingin kan, tak ada jalan
bagi ku untuk keluar dari permasalahan ini. Hanya Engkau! Ya, hanya Engkau yang
bisa menghentikan semua panggung sandiwara ini.
“Tuhan, bila memang aku termasuk orang
yang tidak bahagia dalam rasa kasih sayang orang yang aku cintai, aku harap
Engkau tetap disisi ku. Meski aku termasuk orang yang selalu mengeluh.
Tuhan, jika memang ini jalan yang Kau
ingin kan berikan lah sedikit celah bagi ku untuk tetap bersabar dalam
kehidupan. Aku tak sanggup bila harus terus mengeluh.
Tuhan, aku mencintai orang yang telah
memberi ku kesempatan hidup, meski sekarang mereka tak menganggap ku ada. Aku
tetap mengasihi mereka untuk seribu tahun lamanya dan seribu tahun lagi.
Tuhan, hanya mereka yang aku kenal
sebagai orang tua ku. Aku harap Engkau juga mencintai mereka lebih dalam dari
perasaan ku. Dan memaaf kan segala ke khilafan mereka. Buat lah aku ada dalam
hati mereka meski aku tak di harap kan.”
AMIN J
(“aku
tetap mengasihi mereka untuk seribu tahun lamanya dan seribu tahun lagi”)
Inspirasi
: anak jalanan :D
Created
by : veronica yulli andari hidayat and iqbal fauzi